Martabat Iman (Derajat keiamanan)

Martabat Iman (Derajat keiamanan)
Adalah suatu ilmu yang diperbolehkan bagi nabi Saw, untuk menyampaikannya, yang beliau peroleh disaat beliau melakukan isra` dan mi’raj. Ilmu ini juga dikenal dengan istilah ilmu Ainu al yaqin dan Ilmu Thoriqoh dalam istilah Al Qur`an.
- Setiap amalan pada tingkatan ini berada pada tataran ubudiyyah; yaitu amalan yang di lakukan tanpa mengahrap keuntungan apapunn dari –Nya, atupun terhindar dari segala mara bahaya, Namun amalan itu justru dilakukan juga oleh hati, begitu pula zikirnya dengan menggunakan “qolb” hati. (Zikru Al Qolb).
- Cara bertkawanya adalah dengan menjaga anugerah yang telah diberikan Alloh, seperti selalu mengagungkan syi’ar Nya.

“wa man yu’adhim sya’airilah fa innaha min taqwa al qulub” (barang siapa yang menagungkan syi’ar Alloh, maka sesungguhnya Ia adalah bagian dari amalan hati yang bertaqwa)

- Dosa pada tataran ini adalah segala hal yang menyebabkan lupa untuk selalu berzikir atau ingat kepada-Nya. Jikalau berdosa maka cara bertaubatnya adalah dengan kembali berzikir. Sebagaimana firman-Nya,

“wa la takun min al ghofilin” (janganlah engkau menjadi bagian darii orang yang lalai -mengingatku-)

- Keistiqomahan pada tingkatan ini adaah selalu zikir, dan cara bertawassulnya adalah dengan asma-asma ilahiyah “asma al husna”. Yang pada akhirnya dapat menyapaikan kederajat kecintaan kepada Alloh dan rosul-Nya, sebagaimana hadist riwayat muslim;

“al iman bid’un wa sab’un su’batan, afdholuha qoulu La ila ha illa alloh”, wa adnaha imathotu al adza ‘an at ththoriqi”.

- Ibadah Sunahnya adalah zikir dan shalawat kepada nabi, sebagaimana umumnya muslim, setelah melakukan ibadah yang dilakukan badaniah pada tataran islam dengan pelaksanakan rukunnya, maka sunnah nya adalah dengan menambahkan perkara sunnah dalam setiap pelaksanaa wajib dalam rukun islam,
1. seperti zikir dan shlawat adalah amalan sunnah dari badah wajib syahadat,
2. Aneka macam Shalat sunnah adalah amalan sunnah dari rukun yang kedua yitu melaksanakan ibadah wajib.
3. Sedekah adalah amalan sunnah dari pelaksanaan zakat,
4. Puasa sunnah adalah ibadah tambahan selain pelaksanaan fardu berpusa.
5. Terakhir umrah dan haji adalahamalan sunnah setelah pelaksaan wajib Haji.

Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, amalan sunnah adalah payung dari amalan fardhu, sebagaimana firmanNya dalam hadist Qudsi.
“wa la yazaalu ‘abdii yataqorrob ilyya bi annawafil hatta uhibbuh” (Aku akan selalu mencintai hamba yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnahnya).

Komentar

Postingan Populer