Hidangan Kepada Tamu, Untuk Keberkahan Keluarga

Masjid Al Ikhlas Perum Pondok Bukit Lestari, Balikpapan Selatan

Hidangan Kepada Tamu, Untuk Keberkahan Keluarga

Ahmadi, MH (Kepala KUA Balikpapan Utara)

الحمد لله، الحمد لله الذي خلق فسوَّى، والذي قدَّر فهدَى، أحمدُ ربي وأشكرُه، وأتوبُ إليه وأستغفِرُه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له العليُّ الأعلى، وأشهد أن نبيَّنا وسيِّدَنا محمدًا عبدُه ورسولُه المُصطفَى، اللهم صلِّ وسلِّم وبارِك على عبدِك ورسولِك محمدٍ وعلى آله وصحبِه البرَرة الأتقياء.

أما بعد: فاتقوا الله كما أمَر، وانتَهوا عما نهَى عنه وزجَر.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا   

An Nisa Ayat 1 

وَآتُوا الْيَتَامَىٰ أَمْوَالَهُمْ ۖ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ ۚ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا 

An Nisa Ayat 2 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

An Nisa 29

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’ah Rahimakumullah..

Marilah, - tak pernah henti-hentinya - untuk saling bernasehat, untuk sama-sama meningkatkan kadar ketakwaan kita kepada Allah swt, dengan mempelajari al Qura’an dan Sunnah, berupaya untuk mengamalkannya, pandai besyukur terhadap hal apapun yang telah Allah Karuniakan kepada Kita. 

Allah telah anugerahkan Pasangan Hidup terbaik, sosok wanita yang penuh peduli dan pengorbanan, Ia telah rela meninggalkan keluarganya untuk mencari kebahagian lebih bersama kita. Wanita tersebut telah mendidik, membesarkan, mengajarkan putra-putri kita dengan penuh kasih sayang. Ia adalah Anugerah tiada tara. Semoga kita mampu bersyukur atas nikmat tersebut, dan menjadikan kita semua sebagai pembahagia mereka, menghantarkan mereka berjumpa Allah sebagai Makhluk yang layak untuk disebut sebagai Hamba Nya. Amin.

Berumah tangga melalui Aqdun Nikah adalah Proses penggabungan 2 insan (Lelaki dan Wanita), berbeda latar budaya, yang tentu memiliki corak berfikir yang tidak sama. Menikah adalah proses untuk mengggapai kebahagian, karenanyalah menikah bukanlah jaminan kebahagian. Hal itu dapat dilihat dari kalimat “Litaskunu” pada surah Ar Rum ayat 21, Sebuah kata kerja berproses untuk menuju ketenangan.

 

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ


Tugas individu kita adalah menjadi Khalifatullah (memerankan tugas terbaik dalam mengelola Alam, termasuk hidup bersosial) menyandarkan semua aktifitas kepada Allah sebagai Pemberi Perintah dan titah tertinggi.

Dengan kesadaran Hati, ternyata Allah dengan sifat Rahman dan Rahim Nya, telah menjadi aktifitas rutin lisan kita berucap Basmallah (Bismillahirrahmanirrahim) saat akan memulai aktifitas, menyadarkan kita bahwa Allah telah berbuat kasih dan sayang dalam meberikan pasangan hidup, teman terbaik, memberikan sosok ibu bagi anak anak kita, sosok rekan kerja saat kita membutuhkannya, sosok tempat curhat saat kita sumpek dengan aneka aktifitas kita.

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’ah Rahimakumullah..

Sungguh rugi, jika kita selaku suami, untuk tidak bersyukut atas nikmat tersebut. Beruntunglah mereka yang telah diberi pasangan hidup, dan semoga Allah pertemukan Jodoh terbaik bagi yang belum diperjumpakan Jodohnya. Amin


قال رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم 

 يا معشرَ الشباب! من استطاعَ منكُم الباءَةَ فليتزوَّج؛ فإنه أغضُّ للبصر، وأحصنُ للفَرْج، ومن لم يستطِع فعليه بالصوم؛ فإنه له وِجاء

" (رواه البخاري ومسلم).

 

Menikahlah, karena ia menjaga kita untuk terjerumus dalam menyalurkan hasrat biologis yang negative , terbebas dari Zina, membersihkan Jiwa dan Hati, dan Bangga memperbanyak Makhluk sebagai Hamba Allah dimuka bumi.

وعن أنسٍ - رضي الله عنه - قال: سألَ نفرٌ أزواجَ النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - عن عملِه في السرِّ. فقال بعضُهم: لا أتزوَّجُ النساء، وقال بعضُهم: لا آكُلُ اللَّحمَ، وقال بعضُهم: لا أنامُ على فراشٍ. فبلغَ ذلك النبيَّ - صلى الله عليه وسلم -، فحمِدَ الله وأثنَى عليه، وقال: "ما بالُ أقوامٍ قالوا كذا وكذا، ولكني أصلِّي وأنام، وأصوم وأُفطِر، وأتزوَّجُ النساء؛ فمن رغِبَ عن سنَّتي فليس منِّي 

(رواه البخاري ومسلم).

Menikah, adalah pembuktian bahwa kita cinta terhadap ajaran Rasul, dengan harapan kelak menjadi Ummatnya.

روي عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ  (عليه السلام) قَالَ : " رَكْعَتَيْنِ يُصَلِّيهِمَا مُتَزَوِّجٌ أَفْضَلُ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً يُصَلِّيهِمَا غَيْرُ مُتَزَوِّجٍ

أَبِي عَبْدِ اللَّهِ أي الإمام جعفر بن محمد الصادق ، سادس أئمة أهل البيت (عليهم السلام)

Dalam Kitab “Tsawabu al A’mal, wa ‘Iqabi al A’mal : Syaikh Abi Ja’far Muhammad bin Ali

ثواب الأعمال و عقاب الأعمال : 40 ، للشيخ أبي جعفر محمد بن علي بن حسين بن بابويه القمي

Menukil Ihya Ulumuddin, Hal 32, Juz 3, ''Keutamaan seseorang yang berkeluarga atas seseorang yang membujang laksana keutamaan orang yang berjihad dengan orang yang tidak berjihad. Satu Rakaatnya lebih utama dari 70 rakaat shalatnya orang yang membujang.

وقد قيل: فضل المتأهل على العزب كفضل المجاهد على القاعد وركعة من متأهل من سبعين ركعة من عزب

Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’ah Rahimakumullah..

Mari Para Suami, bergerak bangkit, syukur terhadap nikmat pasangan, Ajak mereka dan keluarga untuk istiqamah mengamalkan Amalan kecil, namun terasa besar dan Agung jika faham akan hikmahnya.

Kembali menukil dari Ihya Ulumuddin Karya Al Imam Al Ghazali, tentang keutamaan menyuguhkan hidangan bagi tamu, mentraktir Kawan dan handaitolan sebagai amalan (Juz 3, Hal : 13), Kata beliau :

  1. قال جعفر بن محمد رضي الله عنهما إذا قعدتم مع الإخوان على المائدة فأطيلوا الجلوس فإنها ساعة لا تحسب عليكم من أعماركم

Imam Ja’far ra, berkata, Ketika kalian duduk bersama saudara dan rekan dihadapan meja hidangan, berlama lamalah duduk bersamanya, karena saat tersebut, adalah waktu tidak dihisab umur kalian.

Memperpanjang dan memperlama duduk bersama tamu, maksudnya adalah, buatlah mereka nyaman dengan aneka hidangan, jangan membuat mereka sungkan dan malu. 

  1. وقال الحسن رحمه الله كل نفقة ينفقها الرجل على نفسه وأبويه فمن دونهم يحاسب عليها ألبتة إلا نفقة الرجل على إخوانه في الطعام فإن الله يستحي أن يسأل عن ذلك

Al Hasan berkata “setiap nafkah terhadap dirinya, kedua orang tua, dan anak anaknya, (yang berimbas kepada kekuatan tubuhnya), kelak akan di mintai tanggungjawabnya (dihisab) dari mana ia didapat, dan dimanfaatkan untuk apa setelah memakan, Kecuali nafkah (hidangan) untuk saudaranya (tamunya), Karena Allah malu menanyakan hal tersebut, lantaran pemulyaan terhadap tamunya.

  1. قال صلى الله عليه وسلم  لا تزال الملائكة تصلي على أحدكم ما دامت مائدته موضوعة بين يديه حتى ترفع

Malaikat tak henti-hentinya bershalawat (mendoakan, merahmati dan mengampuni) kepada seseorang yang menyuguhkan makanan kepada tamunya, selama hidangan itu belum diangkat dari Meja hidangan.

Demikaian lah kebiasaan orangtua kita dulu mengajarkan, bahkan sisa kebiasaan tersebut, sering kita jumpai saat makan di restaurant, para pramu saji enggan mengambil dan membersihkan hidangan yang masih dihadapan kita, kecuali saat kita meminta untuk membersihkannya. 

  1. وكان بعضهم يكثر الأكل مع الجماعة لذلك ويقلل إذا أكل وحده

Dahulu, para sahabat, melahap makanannya dengan lahap dan banyak saat makan bersama, dan sedikit makan saat sendirian.

  1. وقال علي رضي الله عنه لأن أجمع إخواني على صاع من طعام أحب إلي من أن أعتق رقبة

Imam Ali Ra, berkata “aku lebih suka mengumpulkan saudaraku, lalu makan bersama, dari pada aku memerdekan seorang budak”

Tradisi tersebut, sekarang dapat kita lihat, walau dengan aplikasi yang berbeda, dibeberapa masjid, mereka mengadakan kegiatan berbagi sebungkus makanan, untuk diberikan selepas shalat Jum’at”

  1. وفي الخبر يقول الله تعالى للعبد يوم القيامة يا ابن آدم جعت فلم تطعمني فيقول كيف أطعمك وأنت رب العالمين فيقول جاع أخوك المسلم فلم تطعمه ولو أطعمته كنت أطعمتني

Dalam hadis, Allah berdialog dengan hambaNya, kelak pada hari kiamat. Wahai Anak keturunan Adam, Aku telah lapar, mengapa engkau tidak memberi makan kepadaku ? (Kata Allah). Bagaimana caranya aku memberi makan Engkau wahai Allah, sedangkan Engkau adalah Pengatur dan pemilik alam semesta (Jawab Hamba).

Allah menjawab kembali : “Telah lapar saudaramu Muslim, mengapa engkau tidak memberi makan mereka, Andai saja engkau memberinya makan, maka sungguh engkau telah memberi makan kepada Ku” 


Ma’asyiral Muslimin, Jamaah Jum’ah Rahimakumullah..

Semoga dengan keberkahan dan kelebihan rizki yang Allah limpahkan kepada kita, lalu kita ajak keluarga kita membagikan kepada mereka yang membutuhkan, menjadi sebab sakinahkannya Keluarga kita, dilipatgandakan Pahala dan rizki kita. Dan menjadikan anak anak kita, yang Shalih dan Shalihah. Amin

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Khutbah ke 2

الحمد لله على إحسانه، والشُّكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحدَه لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أنَّ محمَّدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، صلَّى الله عليه وعلى آله وصحابته وسلَّم تسليمًا كثيرًا.

 

أمَّا بعدُ: فيا عباد الله:

اتَّقوا الله - تعالى - ولا تموتنَّ إلا وأنتم مسلمون، واعتَصِموا بحبل الله جميعًا ولا تفرَّقوا، واذكُروا نعمةَ الله عليكم، وتمسَّكوا بكتاب ربِّكم، فإنَّ أصدَق الحديث كتاب الله، وخيرَ الهدي هدي رسول الله، واحذَرُوا البِدَع والمحدَثات، فإنَّ شرَّ الأمور مُحدَثاتها، وكلَّ بدعة ضَلالة، الزَمُوا جماعةَ المسلمين، فإنَّ يدَ الله مع جماعة المسلمين، ومَن شذَّ عنهم شذَّ في النار.

ثم اعلَمُوا أنَّ الله - سبحانه وتعالى - أمرَكُم بأمرٍ بدأ فيه بنفسه؛ فقال - جلَّ من قائل عليمًا -: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾ [الأحزاب: 56].

 

اللهم صلِّ وسلِّم على عبدك ورسولك محمد، البشير النذير، والسراج المنير، وارضَ اللهم عن الأربعة الخلفاء الراشدين المهديين: أبي بكرٍ، وعمر، وعثمان، وعلي، وعن بقيَّة الصحابة، وعن التابعين، وتابعي التابعين، ومَن تَبِعَهم بإحسانٍ إلى يوم الدين، وعنَّا معهم بعفوك وكرمك وإحسانك يا أرحم الراحمين.

 

اللهم أعزَّ الإسلام والمسلمين، وأذلَّ الشرك والمشركين، ودمِّر أعداء الدين، وانصُر عبادك الموحِّدين.

اللهم اخذل اليهودَ والشيوعيِّين وجميع المُلحِدين ومَن تابعَهُم ووالاهم

اللهمَّ انصُر المجاهدين الذين يُقاتِلون لتكونَ كلمة الله هي العُليَا

اللهم انصُرهم في كل مكان

اللهم سدِّد سِهامهم وآراءهم، وثبِّت أقدامهم

اللهم ادفَع عنَّا الغَلاء والرِّياء، والربا والزنا والزلازل والمِحَن وسوء الفتن ما ظهر منها وما بطن، عن بلدنا هذا خاصَّة، وعن سائر بلاد المسلمين عامَّة يا رب العالمين.

 اللهم آمنَّا في أوطاننا، وأصلِح واحفظ ولاة أمورنا

اللهم وفِّقهم لما فيه عزُّ دِينك ونصْر أمَّة الإسلام

اللهم اجعَلْهم هُداةً مُهتَدِين صالحين مُصلِحين

اللهم ارزُقهم البطانةَ الصالحة الناصحة لدِينها وأمَّتها، وأبعدْ عنهم بطانةَ السوء يا حي يا قيوم

الله ثبِّتنا على قولك الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخِرة

﴿ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ﴾ 

 ﴿ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ ﴾ 

عباد الله

أنَّ الله يأمُر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القُربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغْي، يعظُكم لعلَّكم تذكَّرون، وأوفوا بعهد الله إذا عاهَدتُهم، ولا تنقضوا الأيمان بعد توكيدها، وقد جعَلتُم الله عليكم كفيلًا، إنَّ الله يعلم ما تفعلون.

واذكُروا الله العظيم الجليل يذكُركم، واشكُروه على نِعَمِه يزدْكم، ولَذِكرُ الله أكبر، والله يعلَمُ ما تصنَعون



Komentar

Postingan Populer