Martabat Ihsan (Derajat Ihsan)
Martabat Ihsan (Derajat Ihsan)
Ihsan adalah suatu ilmu yang di anugrahkan Alloh kepada Nabi Muhammad saw, namun diperintahkan untuk merahasiakannya dikala peristiwa Isra` dan mi’raj, dikarenakankeagungannya. Ilmu ini juga dikenal dengan ilmu al Yaqin (dalam istilah Al Qur`an),atau Ilmu Al Haqiqah (dalam istilah Tasawwuf).
Amalana pada tingkat ini juga di sebut Al Abudah, yang ketaatan dan amalan ibadahnya semuanya berhubungan dengan ruh. Adapun pembagian ihsan terbagi menjadi 2 bagian ;
1- Ihsan Shoghir ;Sebagaimana sabdanya ;”an ta’buda alloh ka annaka tarohu” (Engau emnyembahnya seperti halnya engkau melihatNya).
2- Ihsan Kabir ; “fa in lam takun tarou fa innahu yaroka” (jikalau engkau tidak bisa melihatya, maka beribadahlah kepadaNya sesungguhnya Ia melihatmu).
Deerajat ini adalah derajat yang pernah dicapai oleh para sahabat nabi yang diantaranya adalah ; Sayyidina Abu bkar As Siddiq, Dikala beliau mampu melihat sesuatu dirahim anaknya, Sayyidina umar bin Khittob ra, dikala beliau berbicara dan mengomando sekelompok pasukan muslimin yang sedang berperang, namun disaat itu beliau sedng berkhutbah tanpa hadir langsung di medang perang. Ali Bin Abi Tholib, dan Asif Bin barhiya, adalah sosok wali yang hidup dikala zaman nabi Sulaiman As, dikala beliau mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam kejapan mata. Maka tidaklah mengherankan jikalau seorang hamba pada tataran ini dikarunia ilmu dan kemampuan yang sangat luar biasa, tidak ada yang samar, dan kabur dihadapannya, Al Qur`an dihadapannya adalah muhkam semuanya, tidak ada yang mutasyabih baginya, sebagaimana di firmankan oleh Alloh dalam surah al imran ayat 7 ; “wa ma ya’lamu ta`wilahu illa allohu wa arrosikhuuna fi al ilmi”. Karena mereka di anugerahi sifat-sifat yang dimiliki oleh Alloh swt.
- Tatacara amalan takwanya adalah dengan pengenalan yang mendalam terhadap Alloh swt, sebagaimana sabda beliau saw, “ana a’rofukum bi allohi, wa ana akhwafukum minhu” (saya adalah orang yang paling mengenalNya dan paling takut diabanding kalian).
Tingkatan-tingkatan (maqom) pada martabat Ihsan disusun menjadi 5 tingkatan;
1. At taufiq; adanya kesesuaian antara keinginan hamba dengan apa yang diperintahkan oleh Alloh swt, firmanNya “wa ma taufiqii illa billahi”
2. At tafwid; (tarku al hillah) adalah bentuk amalan dengan meninggalkan aneka macam cara dikala cara dan pintu keluar sudah tertutup. Pada tatarn ini seorang hamba percaya bahwa yang diberikan kepadanya adalah hal yang terbaik untuknya, sihingga tidak protes atas segala takdirNya. firmanNya “wa ufawwidu amri ila allohi”
3. At tawakkal; adalah derajat yang dicapai oleh nabi luth as.
4. At taslim ; adalah maqam tertinggi dalam keakwaan kapadaNya, sebagaimana dicontohkan oleh nabi Ibrahim as, disaat beliau diceburkan kedalam kobaran api, kemudian datanglah malakat Jiril menawarkan pertolongan sambil berkata ;”apakah engaku perlu bantuan?” Ibrahim as menjawab ;”jaikalau bantuan itu datangnya dari engkau maka aku tidak membutuhkannya, namun jika dari Alloh swt, maka cukuplah Alloh mengetahi akan keberadaanku sekarang”.
FirmanNya ;”idz qola lahu robbuhu aslim, qoola aslamtu li robbi al ‘alamin” dan “balaa man aslama wajhahau lillahi wahuwa muhsin”.
5. Al mahmud ; Tingkatan khusus yang khusus Alloh berikan kepada nabi Muhammad saw, yaitu hanya kepada kekasihNya. Disebut juga “maqom wikalah nabawiyah”.
FirmanNya ; “la ilaha illa huwa fattakhidzhu wakiila”
Istiqomah ibadahnya adalah dengan terus menerus musyahadah; melihat Alloh dalam segala amalan dan perbuatan. Jikalau lalai maka itu adalah dosa nya dan cara bertaubatnya adalah dengan kembali bermusyahadah.
FirmanNya ; “maa zaagho al bashoru wa maa thogho”
Mereka bertawassul dengan hamba-hamba yang benar-benar dekat dengan Alloh swt, dan mulia di sisiNya, seperti para Nabi dan Auliya.
Seperti halnya yang pernah dilakukan rasul disaat wafatnya Fatimah binti asad beliau bersabda ; “allohumma inni atawassalu ilaika binabiyyika wa al auwliyai min qoblii”
Ihsan adalah suatu ilmu yang di anugrahkan Alloh kepada Nabi Muhammad saw, namun diperintahkan untuk merahasiakannya dikala peristiwa Isra` dan mi’raj, dikarenakankeagungannya. Ilmu ini juga dikenal dengan ilmu al Yaqin (dalam istilah Al Qur`an),atau Ilmu Al Haqiqah (dalam istilah Tasawwuf).
Amalana pada tingkat ini juga di sebut Al Abudah, yang ketaatan dan amalan ibadahnya semuanya berhubungan dengan ruh. Adapun pembagian ihsan terbagi menjadi 2 bagian ;
1- Ihsan Shoghir ;Sebagaimana sabdanya ;”an ta’buda alloh ka annaka tarohu” (Engau emnyembahnya seperti halnya engkau melihatNya).
2- Ihsan Kabir ; “fa in lam takun tarou fa innahu yaroka” (jikalau engkau tidak bisa melihatya, maka beribadahlah kepadaNya sesungguhnya Ia melihatmu).
Deerajat ini adalah derajat yang pernah dicapai oleh para sahabat nabi yang diantaranya adalah ; Sayyidina Abu bkar As Siddiq, Dikala beliau mampu melihat sesuatu dirahim anaknya, Sayyidina umar bin Khittob ra, dikala beliau berbicara dan mengomando sekelompok pasukan muslimin yang sedang berperang, namun disaat itu beliau sedng berkhutbah tanpa hadir langsung di medang perang. Ali Bin Abi Tholib, dan Asif Bin barhiya, adalah sosok wali yang hidup dikala zaman nabi Sulaiman As, dikala beliau mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis dalam kejapan mata. Maka tidaklah mengherankan jikalau seorang hamba pada tataran ini dikarunia ilmu dan kemampuan yang sangat luar biasa, tidak ada yang samar, dan kabur dihadapannya, Al Qur`an dihadapannya adalah muhkam semuanya, tidak ada yang mutasyabih baginya, sebagaimana di firmankan oleh Alloh dalam surah al imran ayat 7 ; “wa ma ya’lamu ta`wilahu illa allohu wa arrosikhuuna fi al ilmi”. Karena mereka di anugerahi sifat-sifat yang dimiliki oleh Alloh swt.
- Tatacara amalan takwanya adalah dengan pengenalan yang mendalam terhadap Alloh swt, sebagaimana sabda beliau saw, “ana a’rofukum bi allohi, wa ana akhwafukum minhu” (saya adalah orang yang paling mengenalNya dan paling takut diabanding kalian).
Tingkatan-tingkatan (maqom) pada martabat Ihsan disusun menjadi 5 tingkatan;
1. At taufiq; adanya kesesuaian antara keinginan hamba dengan apa yang diperintahkan oleh Alloh swt, firmanNya “wa ma taufiqii illa billahi”
2. At tafwid; (tarku al hillah) adalah bentuk amalan dengan meninggalkan aneka macam cara dikala cara dan pintu keluar sudah tertutup. Pada tatarn ini seorang hamba percaya bahwa yang diberikan kepadanya adalah hal yang terbaik untuknya, sihingga tidak protes atas segala takdirNya. firmanNya “wa ufawwidu amri ila allohi”
3. At tawakkal; adalah derajat yang dicapai oleh nabi luth as.
4. At taslim ; adalah maqam tertinggi dalam keakwaan kapadaNya, sebagaimana dicontohkan oleh nabi Ibrahim as, disaat beliau diceburkan kedalam kobaran api, kemudian datanglah malakat Jiril menawarkan pertolongan sambil berkata ;”apakah engaku perlu bantuan?” Ibrahim as menjawab ;”jaikalau bantuan itu datangnya dari engkau maka aku tidak membutuhkannya, namun jika dari Alloh swt, maka cukuplah Alloh mengetahi akan keberadaanku sekarang”.
FirmanNya ;”idz qola lahu robbuhu aslim, qoola aslamtu li robbi al ‘alamin” dan “balaa man aslama wajhahau lillahi wahuwa muhsin”.
5. Al mahmud ; Tingkatan khusus yang khusus Alloh berikan kepada nabi Muhammad saw, yaitu hanya kepada kekasihNya. Disebut juga “maqom wikalah nabawiyah”.
FirmanNya ; “la ilaha illa huwa fattakhidzhu wakiila”
Istiqomah ibadahnya adalah dengan terus menerus musyahadah; melihat Alloh dalam segala amalan dan perbuatan. Jikalau lalai maka itu adalah dosa nya dan cara bertaubatnya adalah dengan kembali bermusyahadah.
FirmanNya ; “maa zaagho al bashoru wa maa thogho”
Mereka bertawassul dengan hamba-hamba yang benar-benar dekat dengan Alloh swt, dan mulia di sisiNya, seperti para Nabi dan Auliya.
Seperti halnya yang pernah dilakukan rasul disaat wafatnya Fatimah binti asad beliau bersabda ; “allohumma inni atawassalu ilaika binabiyyika wa al auwliyai min qoblii”
Komentar
Posting Komentar